Amazon Gunakan 1 Juta Robot AI, Pekerjaan Manusia di Gudang Terancam

photo author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 09:30 WIB
Amazon Gunakan 1 Juta Robot AI, Pekerjaan Manusia di Gudang Terancam (foto toko online/detik.com)
Amazon Gunakan 1 Juta Robot AI, Pekerjaan Manusia di Gudang Terancam (foto toko online/detik.com)

BOGORINSIDER.com -- Amazon mengumumkan pencapaian besar dalam dunia otomasi dengan mempekerjakan lebih dari satu juta unit robot di seluruh fasilitas logistik mereka.

Raksasa e-commerce ini menyatakan bahwa robot-robot tersebut kini tersebar di sekitar 300 pusat distribusi Amazon di berbagai wilayah, menjadikannya sebagai operator dan produsen sistem robotika terbesar di dunia.

Baca Juga: Inovasi Baru Perkembangan Teknologi Robot Barista, Keren Robot Hingga Bisa Meracik Kopi Sendiri

Scott Dresser, Wakil Presiden Amazon Robotics, mengungkapkan bahwa keberadaan robot ini semakin diperkuat oleh peluncuran model kecerdasan buatan generatif terbaru bernama DeepFleet.

Sistem AI ini dirancang untuk mengoordinasikan pergerakan robot di fasilitas-fasilitas Amazon secara efisien, memangkas waktu perjalanan armada robot hingga 10 persen, yang pada akhirnya mempercepat pengiriman barang dan menekan biaya operasional.

Sejak 2012, Amazon mulai mengintegrasikan robot ke dalam sistem kerjanya, terutama untuk memindahkan rak inventaris di gudang.

Kini, robot-robot tersebut telah berkembang menjadi mesin canggih yang mampu mengangkat beban hingga setengah ton dan bergerak secara otonom di area kerja yang padat.

Namun, peningkatan pesat teknologi ini memunculkan kekhawatiran tentang penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin.

Fenomena serupa juga terjadi di pabrik-pabrik Tesla, di mana robot berbentuk humanoid bertenaga AI mulai digunakan, meningkatkan kekhawatiran akan potensi PHK massal di industri manufaktur.

Baca Juga: Kepergok ketemu dengan Wahyu Kenzo, Raffi Ahmad dicurigai terlibat kasus pencucian uang robot trading ATG

Menurut survei dari Pew Research, para ahli AI dan masyarakat umum melihat pekerja pabrik sebagai kelompok yang paling rentan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi.

Kendati demikian, Dresser menegaskan bahwa kehadiran robot bukan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk bekerja berdampingan.

Robot mengambil alih tugas berat dan repetitif, sedangkan manusia berfokus pada pekerjaan teknis dan pengawasan operasional.

Ia mencontohkan fasilitas baru Amazon di Louisiana yang justru membutuhkan 30 persen lebih banyak karyawan untuk peran teknis seperti pemeliharaan dan rekayasa sistem.

Namun, pernyataan ini berbanding terbalik dengan pengakuan CEO Amazon, Andy Jassy, yang dalam memo internal pada awal Juni menyebutkan bahwa teknologi AI generatif dapat mengotomatisasi sejumlah pekerjaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Damar Aryo Pamungkas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X