BOGORINSIDER.com -- Militer Rusia dilaporkan sedang menguji sebuah drone tempur canggih bernama MS001, yang diklaim memiliki kemampuan otonom berkat dukungan chip super Nvidia Jetson Orin.
Informasi ini pertama kali disampaikan oleh Mayjen Vladyslav Klochkov dari Ukraina, lewat unggahan di LinkedIn yang kemudian dikutip oleh Techspot, Rabu (9/7/2025).
Baca Juga: Perjuangan China Membangun Jet Tempur di Tengah Keterbatasan Teknologi dan Sumber Daya
Drone MS001 memiliki teknologi autopilot berbasis kecerdasan buatan yang memungkinkan perangkat ini mendeteksi, menganalisis, menetapkan target, dan melakukan serangan tanpa campur tangan manusia.
Dengan kata lain, MS001 adalah drone otonom sepenuhnya. Klochkov menyebut perangkat ini sebagai “predator digital” karena kemampuannya yang sangat agresif dan presisi.
Kemampuan tersebut didukung oleh berbagai sensor canggih seperti kamera thermal, sistem telemetri real-time, serta fitur operasi secara berkelompok.
Otak utama drone ini adalah Jetson Orin, chip mini dari Nvidia yang hanya seukuran telapak tangan namun memiliki kekuatan komputasi hingga 67 INT8 TOPS dan bandwidth memori sebesar 102GB/s.
Jetson Orin sendiri diumumkan ke publik pada Desember 2024, dengan harga pasar sekitar USD 249.
Chip ini dibangun menggunakan GPU Nvidia Ampere yang dipadukan dengan CPU Arm 6-core, awalnya ditujukan untuk edukasi dan startup AI, bukan militer.
Baca Juga: Hasil 5 Tahun Perkembangan Intensif, Israel Perkenalkan Tank Tempur MBT Merkava V
Yang mengejutkan, MS001 tidak memerlukan data koordinat dari operator, menjadikannya mandiri dalam mengevaluasi kondisi, memprioritaskan target, dan menghindari sistem pengacau sinyal GPS.
Bahkan, drone ini tetap efektif dalam mengejar target yang bermanuver dinamis.
MS001 merupakan varian modifikasi dari drone Iran Shahed, dan Rusia juga memiliki drone lain bernama V2U yang menggunakan Jetson Orin serta motherboard dari Tiongkok, Leetop A603. V2U dideskripsikan sebagai drone kamikaze berbasis AI.
Padahal sejak 2022, Amerika Serikat telah melarang ekspor chip AI ke Rusia dan memasukkan ratusan entitas Rusia ke daftar hitam.
Namun, penyelidikan menemukan bahwa teknologi seperti Jetson Orin masih bisa disusupkan ke Rusia melalui pasar gelap, dengan skema pengiriman terselubung via perusahaan cangkang di Hong Kong, China, Singapura, dan Turki.