Fitur Mengerikan Ponsel di Korea Utara: Sensor Kata hingga Pantauan Rahasia

BOGORINSIDER.com -- Korea Utara dikenal luas sebagai negara yang menerapkan kontrol ketat terhadap warganya, termasuk dalam urusan penggunaan teknologi.

Kini, sebuah laporan terbaru mengungkap fitur mengejutkan yang tertanam dalam ponsel pintar yang digunakan di negara tertutup tersebut.

Melalui video dokumentasi yang diunggah oleh BBC, publik internasional mendapat gambaran langka tentang isi ponsel yang berhasil diselundupkan keluar dari Korea Utara.

Dalam video itu, tampak layar ponsel menampilkan animasi bendera Korea Utara yang berkibar, seolah menegaskan identitas nasionalis yang sangat kuat.

Baca Juga: Realme Ungkap Konsep Ponsel Baterai 10.000 mAh, Bukan Cuma Gaya-Gayaan tapi Riset Serius

Identitas merek ponsel tersebut tidak diketahui, namun tampilannya mirip dengan antarmuka ponsel buatan Huawei atau Honor.

Menurut laporan Techspot (Selasa, 3/6/2025), perangkat semacam ini telah dimodifikasi langsung oleh pemerintah Korea Utara sebelum dilempar ke pasaran domestik.

Tujuannya adalah membatasi fungsi serta memberikan akses penuh kepada pemerintah untuk memantau aktivitas pengguna.

Salah satu fitur unik sekaligus menyeramkan adalah penyensoran otomatis terhadap kata-kata tertentu.

Misalnya, kata populer dari Korea Selatan seperti “oppa” yang biasa dipakai untuk memanggil pria lebih tua akan secara otomatis diganti menjadi “comrade”.

Bahkan, muncul peringatan di layar bahwa kata tersebut hanya boleh digunakan untuk menyebut saudara kandung laki-laki yang lebih tua.

Lebih jauh lagi, bila pengguna mengetik kata “South Korea”, sistem akan langsung mengubahnya menjadi istilah bernada politis: “puppet state”. Hal ini mengindikasikan bahwa software ponsel tersebut dirancang untuk memperkuat narasi ideologis rezim.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Berkedok Fitur Pelacak iPhone, Pelaku Datangi Rumah Korban Mengaku Kehilangan Ponsel

Tak berhenti di situ, ponsel ini juga dilengkapi dengan fitur tersembunyi yang lebih invasif. Perangkat tersebut akan mengambil tangkapan layar (screenshot) secara otomatis setiap lima menit, dan menyimpannya ke dalam direktori tersembunyi yang tidak bisa diakses oleh pengguna biasa.

Foto-foto ini bisa digunakan oleh aparat pemerintah untuk mengaudit kegiatan digital pengguna sewaktu-waktu.