Baca Juga: Antares Eazy, Inovasi AI Telkom untuk Dorong Digitalisasi Cerdas Layanan Publik
Bagi China, keberhasilan ini merupakan tonggak penting dalam upaya negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, khususnya dalam sektor semikonduktor yang sangat vital.
Sebelumnya, China banyak bergantung pada teknologi luar negeri untuk memproduksi chip, namun kini dengan terobosan ini, negara tersebut semakin menunjukkan kemampuannya untuk mengembangkan teknologi tinggi secara mandiri meskipun mendapat berbagai hambatan dari negara-negara besar.
Meskipun demikian, proses yang lebih rumit ini tentu saja membawa biaya yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan mesin EUV, serta potensi kesalahan yang lebih besar dalam produksi chip.
Meskipun begitu, bagi China dan SMIC, ini adalah langkah besar menuju kemandirian teknologi dan menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di industri semikonduktor global, meskipun dibatasi oleh sanksi yang cukup ketat dari AS dan negara-negara sekutunya.
Dengan perkembangan ini, SMIC diperkirakan akan terus mendorong batas kemampuan litografi yang ada, berusaha memproduksi chip lebih kecil dan lebih kuat, dan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri semikonduktor global.
Ini juga menambah persaingan di pasar semikonduktor, di mana China berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bisa menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi inovator yang dapat bersaing dengan negara-negara penghasil teknologi utama seperti AS dan Jepang.
Artikel Terkait
Lakukan kampanye Donald Trump mantan presiden Amerika Serikat ditembak sosok ini ditelinga
Deretan nama artis Hollywood menjadi korban asusila P Diddy Rapper Amerika Serikat
Prabowo Kunjungan Perdana ke China
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat
CEO Nvidia: China Semakin Mendekati AS dalam Perlombaan Teknologi AI