destinasi-wisata

Menyusuri Jalur Alam Umbul Songo yang Tenang di Kopeng dengan Cerita Perjalanannya

Rabu, 19 November 2025 | 14:37 WIB
Suasana hening Umbul Songo yang membawa setiap pengunjung merasakan ketenangan alami. Foto/Bogorinsider.com (Foto/Bogorinsider.com)

BOGORINSIDER.com --Ada perjalanan yang tidak buru buru, tidak keras, tetapi justru meninggalkan jejak paling dalam di ingatan.

Itulah yang sering dirasakan para pengunjung ketika datang ke Umbul Songo Kopeng, sebuah kawasan mata air alami yang tersembunyi di lereng Gunung Merbabu.

Jalan setapak yang lembut, aroma pinus yang menyergap, dan udara dingin yang menempel di kulit membuat siapa pun merasa seolah baru memasuki babak baru dari sebuah cerita perjalanan.

Banyak yang tidak menyangka bahwa di tengah ramainya destinasi wisata modern di Kopeng, masih ada tempat yang mempertahankan rasa hening yang tulus.

Baca Juga: Petualangan Seru di Taman Wisata Kopeng, Aktivitas Outdoor yang Paling Dicari

Umbul Songo tidak memaksa siapa pun untuk terpesona. Justru kesederhanaannya yang membuat orang datang kembali.

Asal Nama dan Pesona Mata Air yang Jernih

Umbul Songo dikenal sebagai salah satu mata air tertua di kawasan Kopeng. Nama Songo sendiri merujuk pada jumlah sembilan sumber mata air yang dahulu dianggap sakral oleh masyarakat sekitar.

Meski kini tidak semua sumbernya bisa dilihat dengan jelas, pancaran airnya tetap jernih dan mengalir pelan di antara bebatuan.

Pengunjung yang datang sering berhenti sejenak untuk merendam tangan atau membasuh wajah. Sensasinya dingin dan menghidupkan.

Baca Juga: Wisata Edukatif di Museum Pendidikan Surabaya, Pengalaman Belajar Sambil Menikmati Akhir Weekend

Sumber air ini menjadi bagian penting dari cerita lokal, karena dulu digunakan warga sebagai tempat mengambil air dan melakukan ritual adat.

Kini Umbul Songo menjadi ruang refleksi bagi pejalan yang ingin menikmati alam dengan tenang tanpa hiruk pikuk wisata massal.

Sesekali suara burung terdengar, berpadu dengan percikan air yang menetes pelan. Di sinilah banyak orang merasa bahwa keseimbangan antara alam dan manusia masih tetap ada, meskipun hanya dalam momen singkat.

Halaman:

Tags

Terkini