BOGORINSIDER.com — Beberapa menit menyeberang dari Pelabuhan Mamuju, terbentang sebuah pulau kecil dengan air laut sebening kaca: Pulau Karampuang. Namanya berarti “pulau yang terang”, dan tak butuh waktu lama bagi siapa pun untuk mengerti alasannya.
Pulau ini bukan hanya destinasi wisata bahari biasa. Ia adalah potret alam yang masih perawan, tempat laut, langit, dan kehidupan pesisir berpadu tanpa pretensi.
Langit Biru, Laut Jernih, dan Kehidupan yang Sederhana
Pulau Karampuang berada hanya sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Mamuju. Perjalanan ke sana bisa ditempuh dengan perahu motor kecil selama 10–15 menit saja. Dari kejauhan, siluet hijaunya sudah tampak menonjol di antara laut biru yang luas.
Begitu tiba, pengunjung langsung disambut jernihnya air laut sejernih kaca hingga karang di dasar terlihat dari atas permukaan. Anak-anak lokal bermain di dermaga, melompat ke laut dengan tawa riang, sementara beberapa ibu duduk menenun di bawah pohon kelapa.
Suasana damai itu terasa kontras dengan hiruk-pikuk kota di seberang. Di sini, waktu seolah berjalan lebih lambat. Setiap langkah membawa ketenangan.
Spot Menyelam dan Snorkeling yang Mempesona
Bagi pecinta bawah laut, Pulau Karampuang adalah surga kecil. Terumbu karangnya masih alami, dengan warna-warna yang memanjakan mata: ungu, biru, kuning, dan merah muda. Ikan-ikan kecil menari di antara anemon, sementara penyu laut kadang terlihat melintas.
Ada beberapa titik snorkeling populer di sekitar pulau, salah satunya “Lubang Tiga”, yaitu gua laut alami yang menghubungkan tiga lubang berbeda di bawah permukaan air. Petualangan menyelam di sini menjadi pengalaman yang mendebarkan sekaligus memukau.
Jika beruntung, kamu bisa melihat nelayan setempat menanam terumbu karang secara tradisional, sebuah upaya menjaga ekosistem laut agar tetap lestari.
Baca Juga: Menyusuri Keindahan Pantai Manakarra di Jantung Mamuju
Jejak Budaya dan Kehidupan Warga Pesisir
Pulau Karampuang bukan hanya soal alam, tetapi juga tentang kehidupan masyarakat yang bersahaja. Sekitar 400 kepala keluarga tinggal di sini. Mereka hidup dari laut memancing, mencari rumput laut, dan membuat kerajinan tangan dari kulit kerang.
Salah satu daya tarik unik adalah keramahan warganya. Wisatawan sering diajak mampir ke rumah-rumah panggung, disuguhi kelapa muda atau kue khas pesisir. Ada juga ritual tahunan bernama Mappanretasi, yaitu upacara syukur laut yang diwariskan dari generasi ke generasi.