destinasi-wisata

Menyusuri Wisata Religi Rembang: Dari Kartini hingga Sunan Bonang

Rabu, 5 November 2025 | 18:10 WIB
Siluet menara masjid dan pepohonan di tepi laut Rembang saat senja, menghadirkan suasana damai khas kota religi pesisir utara Jawa. (Foto/ Istimewa.)

BOGORINSIDER.com — Di pagi yang tenang di Rembang, aroma laut bercampur dengan semilir angin yang membawa suara azan dari kejauhan. Kota kecil di pesisir utara Jawa ini mungkin terlihat biasa di peta, tapi siapa sangka, di sini dua nama besar Indonesia pernah menorehkan jejak yang tak lekang oleh waktu: Raden Ajeng Kartini dan Sunan Bonang. Dua sosok yang berbeda zaman, namun sama-sama menyalakan cahaya satu lewat pendidikan, satu lewat dakwah.

Ziarah ke Makam R.A. Kartini: Napak Tilas Sang Pencerah

Makam R.A. Kartini terletak di Desa Bulu, sekitar 17 kilometer dari pusat kota Rembang. Saat memasuki kawasan makam, pengunjung disambut suasana yang damai. Pepohonan rindang menaungi jalan setapak menuju pusara. Di sisi kiri, terdapat museum kecil yang menampilkan foto-foto Kartini, surat-surat asli, dan benda peninggalannya.

Suasana di sini tidak seperti tempat wisata biasa. Ada rasa haru yang lembut, seolah waktu berhenti sejenak untuk menghormati perempuan yang berani menulis dan berpikir melampaui zamannya.
Beberapa ibu datang dengan pakaian batik, meletakkan bunga melati di pusara putih, lalu berdoa pelan. Seorang anak kecil bertanya pada ibunya, “Bu, siapa Kartini itu?” Sang ibu menjawab sambil tersenyum, “Beliau perempuan yang membuat kita bisa sekolah seperti sekarang.”

Di sinilah esensi wisata religi terasa bukan hanya tentang ziarah, tapi juga refleksi akan nilai perjuangan dan makna hidup. Rembang berhasil menghadirkan tempat yang bukan sekadar tujuan wisata, tapi ruang kontemplasi.

Baca Juga: Pantai Karang Jahe: Pesona Cemara Laut dan Pasir Putih Rembang

Menelusuri Jejak Sunan Bonang di Lasem

Dari Bulu, perjalanan bisa dilanjutkan sekitar satu jam ke arah timur menuju Lasem. Di kota tua yang dikenal dengan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa ini, berdiri Makam Sunan Bonang, salah satu wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Kompleks makamnya terletak di tengah perkampungan, sederhana namun sarat makna.

Begitu melangkah ke area pemakaman, suasana hening langsung menyelimuti. Para peziarah datang dari berbagai daerah, sebagian duduk bersila membaca tahlil, sebagian lainnya hanya menunduk dalam diam.
Sunan Bonang dikenal bukan hanya sebagai penyebar agama, tapi juga seniman. Ia menggunakan tembang dan gamelan sebagai media dakwah, menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang lembut dan indah. Di pelataran makam, sesekali terdengar alunan rebana dari kelompok santri yang sedang bershalawat menambah kehangatan suasana.

Rembang, Kota yang Merangkul Sejarah dan Iman

Yang menarik dari wisata religi di Rembang adalah bagaimana nilai-nilai spiritual itu menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Di sepanjang jalan menuju makam-makam tersebut, banyak warung kecil menjual bunga tabur, dupa, dan air zamzam. Pemilik warung sering kali menyapa ramah, bahkan menawarkan teh hangat kepada peziarah yang baru datang.

Di tengah modernisasi yang cepat, Rembang tetap menjaga kesederhanaan. Tidak ada gedung tinggi atau baliho besar di sekitar area ziarah. Yang ada hanyalah wajah-wajah teduh, langkah pelan, dan suasana yang mengajak orang untuk berhenti sejenak melihat ke dalam diri.

Pagi di Pesantren dan Sore di Museum

Selain dua makam utama itu, wisata religi di Rembang juga bisa dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa pesantren tua yang memiliki sejarah panjang, seperti Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Leteh yang dulu diasuh oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Pesantren ini menjadi tempat belajar, berdiskusi, dan menumbuhkan toleransi dalam keberagaman.

Halaman:

Tags

Terkini