destinasi-wisata

Lasem, Kota Batik yang Tak Pernah Lelah Menenun Kisahnya

Rabu, 5 November 2025 | 18:09 WIB
Selembar batik Lasem dijemur sore hari di halaman rumah tua, memantulkan warna merah yang hangat di bawah sinar matahari. (Foto/ Istimewa.)

Kisah di Balik Rumah-Rumah Tua

Menelusuri gang-gang Lasem di sore hari memberikan sensasi nostalgia. Rumah-rumah kuno berusia ratusan tahun berdiri kokoh, beberapa mulai direstorasi menjadi homestay dan galeri batik. Ada rumah keluarga Oei, misalnya, yang kini menjadi museum mini dengan koleksi kain batik, foto lawas, dan peralatan membatik zaman dulu.
Dindingnya masih berhiaskan lukisan naga dan tulisan Mandarin klasik, sementara di halaman belakang terdapat sumur tua yang dipercaya sebagai tempat mengambil air pewarna alami pada masa lampau.

Bagi wisatawan, tempat-tempat ini bukan hanya destinasi, tapi ruang untuk memahami Lasem lebih dalam. Setiap bata, setiap motif, dan setiap cangkir kopi yang disajikan warga adalah bagian dari kisah panjang tentang ketulusan dan kesetiaan terhadap budaya.

Baca Juga: Istana Maimun, Destinasi Wisata dengan Menikmati Simbol Kejayaan Melayu Deli di Tengah Kota Medan

Senja di Kampung Batik Lasem

Saat sore tiba, sinar matahari memantul lembut di genteng-genteng tua. Anak-anak berlarian di jalan, sementara para pengrajin menjemur kain batik di depan rumah. Warna-warna merah dan biru menari di udara, kontras dengan langit oranye yang perlahan berubah jingga. Lasem di waktu senja seperti lukisan hidup penuh warna, tenang, dan tak lekang oleh waktu.

Beberapa wisatawan duduk di warung kopi di tepi jalan, menikmati suasana sambil mencicipi kopi Lasem yang pekat. Sambil menyeruput hangatnya kopi, mereka memandangi kain batik yang melambai tertiup angin. “Di sini, waktu terasa lambat, tapi setiap detiknya berharga,” ujar seorang pengunjung dari Semarang.

Menjaga Warisan, Menenun Masa Depan

Kini, generasi muda Lasem mulai mengambil peran penting. Mereka membuat workshop batik untuk wisatawan, mendirikan galeri digital, hingga menjual batik melalui platform daring. Perlahan tapi pasti, Lasem menemukan kembali napasnya di tengah era modern.

Batik Lasem bukan sekadar warisan, tetapi perjalanan panjang tentang kesetiaan pada identitas. Di setiap goresan malam dan setiap helai kainnya, tersimpan doa agar kota kecil ini tetap hidup dalam harmoni seperti laut dan darat, seperti kopi dan batik, seperti Tionghoa dan Jawa yang berpadu dalam satu irama.

Halaman:

Tags

Terkini