BOGORINSIDER.com - Angin pagi berhembus lembut di kaki Gunung Sumbing, membawa aroma tanah basah dan kabut tipis yang menyelimuti perbukitan. Di sinilah Windusari, sebuah kecamatan di Magelang yang diam-diam menyimpan panorama alam menakjubkan. Tidak sepopuler Borobudur, namun bagi para pencinta ketenangan dan keindahan alami, Windusari adalah surga kecil yang patut ditemukan.
Menyapa Alam dari Lereng Gunung Sumbing
Setiap langkah di Windusari seolah mempertemukan manusia dengan harmoni alam. Hamparan sawah terasering menurun lembut mengikuti kontur bukit, dihiasi aliran sungai kecil yang jernih. Dari kejauhan, Gunung Sumbing berdiri gagah, menjadi latar abadi bagi kehidupan warga yang menggantungkan hidup dari bumi subur ini.
Di pagi hari, cahaya mentari pertama memantul di permukaan padi muda, menciptakan kilau keemasan yang memukau. Banyak wisatawan memilih berangkat sejak subuh untuk menikmati pemandangan ini dari bukit-bukit kecil di sekitar Desa Pandean atau Girimulyo. Saat kabut mulai menipis, panorama Magelang tampak begitu memesona.
Baca Juga: Wisata Edukasi Tambang Timah: Belajar dari Perut Bumi Bangka
Desa yang Hidup dari Alam dan Tradisi
Windusari bukan hanya tentang pemandangan alamnya. Di balik hijaunya ladang dan udara sejuk, tersimpan kearifan lokal yang terjaga rapi. Warga setempat masih memegang teguh tradisi pertanian, gotong royong, serta ritual adat seperti “Merti Dusun” – sebuah upacara syukur atas panen dan keselamatan kampung.
Di sela aktivitas bertani, banyak warga kini mulai berinovasi mengembangkan desa wisata berbasis edukasi pertanian. Wisatawan dapat ikut menanam sayur, memetik kopi, atau belajar membuat pupuk organik. Aktivitas sederhana ini memberi pengalaman autentik yang jarang ditemukan di destinasi wisata mainstream.
Wisata Alam dan Edukasi yang Menyegarkan
Salah satu daya tarik Windusari adalah keberagaman wisata alamnya. Di sisi timur, terdapat Curug Silancur dan Kali Genting, dua destinasi alami yang mulai dikenal pecinta alam lokal. Aliran air yang sejuk dan jernih mengundang siapa pun untuk berendam atau sekadar duduk menikmati udara segar.
Tak jauh dari situ, berdiri Silancur Highland, spot wisata modern di ketinggian 1.300 mdpl yang menyuguhkan panorama 360 derajat Gunung Sumbing, Sindoro, dan Merapi. Tempat ini menjadi favorit fotografer yang ingin menangkap momen matahari terbit di atas awan. Sementara malam hari, ribuan lampu kota Magelang berkilau di bawah kaki, menciptakan pemandangan romantis yang memanjakan mata.
Transformasi Windusari: Dari Pertanian ke Pariwisata Berkelanjutan
Dalam beberapa tahun terakhir, Windusari menunjukkan perubahan positif. Pemerintah desa bersama komunitas lokal mulai menggandeng pegiat wisata muda untuk mengembangkan eco tourism. Fokusnya bukan pada pembangunan besar, melainkan menjaga kelestarian lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi warga.
Homestay sederhana bermunculan, dikelola langsung oleh keluarga lokal. Warung-warung kopi kecil di pinggir jalan kini ramai dengan wisatawan muda yang mencari ketenangan, sekaligus mendukung ekonomi warga. Mereka datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk merasakan kehidupan pedesaan yang hangat dan jujur.