BOGORINSIDER.com — Jika Bangka dikenal karena keindahan pantainya, maka Muntok adalah jantung sejarah yang membentuknya. Di sinilah timah pertama kali digali, diproses, dan menjadi sumber kehidupan bagi ribuan keluarga. Kini, jejak industri itu dihidupkan kembali lewat wisata edukasi tambang timah, sebuah pengalaman yang menggabungkan pengetahuan, sejarah, dan kebanggaan lokal.
Kisah dari Tanah yang Kaya
Bangka dan timah adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan. Sejak abad ke-18, Muntok menjadi pusat eksplorasi dan ekspor timah di Nusantara.
Kegiatan pertambangan yang dimulai oleh Kesultanan Palembang, kemudian dikelola oleh Belanda, telah membentuk struktur sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Bangka Barat.
Di masa itu, Muntok menjadi kota sibuk dengan pelabuhan aktif dan pabrik peleburan timah. Sisa-sisa kejayaan itu kini bisa dilihat di beberapa situs bersejarah seperti Museum Timah Indonesia Muntok dan area bekas tambang rakyat yang telah ditata ulang menjadi lokasi wisata edukasi.
Museum Timah Indonesia: Pintu Menuju Masa Lalu
Salah satu destinasi utama wisata edukasi ini adalah Museum Timah Indonesia Muntok, yang berlokasi di bangunan tua peninggalan kolonial Belanda.
Begitu memasuki ruang pamer, pengunjung disambut oleh foto-foto hitam putih, peralatan tambang kuno, serta miniatur kapal pengangkut timah yang digunakan di masa lampau.
Di salah satu sudut, terdapat replika ruang kerja insinyur Belanda dengan meja kayu, peta tambang, dan lampu minyak tua yang masih berfungsi.
Setiap benda di museum ini bercerita tentang masa ketika timah bukan hanya sumber ekonomi, tapi juga simbol kemajuan dan kebanggaan daerah.
Baca Juga: Keindahan Bukit Menumbing, Wisata Alam dan Sejarah di Bangka Barat
Wisata Edukasi di Lapangan
Selain museum, program wisata ini juga mengajak pengunjung ke lokasi tambang timah rakyat di sekitar Muntok.
Di sana, mereka bisa melihat langsung proses penambangan tradisional, mulai dari pencucian pasir timah hingga pemisahan logam.
Pendamping wisata yang sebagian besar merupakan mantan penambang akan menjelaskan setiap tahapnya dengan bahasa sederhana namun penuh makna.
“Dulu kami bekerja di sini dari subuh sampai sore,” ujar Pak Rahman, pemandu lokal yang kini beralih profesi menjadi edukator wisata. “Sekarang kami ajarkan kepada anak muda supaya tahu dari mana asal sejarah Bangka.”
Kegiatan ini bukan hanya informatif, tapi juga mengandung nilai sosial dan lingkungan. Pengunjung diajak untuk memahami dampak tambang terhadap ekosistem, serta upaya masyarakat dalam melakukan reklamasi untuk menjaga keseimbangan alam.
Dari Tambang ke Warisan Budaya
Timah bukan hanya mengubah lanskap alam Muntok, tapi juga membentuk karakter warganya.
Banyak kampung di sekitar tambang berkembang menjadi pemukiman yang memiliki budaya unik, memadukan unsur Melayu, Tionghoa, dan Eropa.
Bahkan, kuliner lokal seperti mie koba, lempah kuning, dan otak-otak banyak diciptakan oleh para keluarga penambang yang ingin menghemat bahan pangan namun tetap menjaga cita rasa.