BOGORINSIDER.com — Hujan sore baru saja reda ketika layar besar di Balai Kota Bogor menampilkan peta interaktif: titik-titik hijau menandakan area bebas sampah, sementara yang kuning menunjukkan kawasan yang butuh perhatian. Data ini bukan dari survei manual, tapi dari aplikasi pintar hasil karya anak muda Bogor.
Kota ini tengah bertransformasi. Dari kota hujan yang sejuk menjadi kota hijau digital tempat di mana teknologi dan alam bergandengan tangan untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Perubahan itu tidak datang tiba-tiba. Semuanya dimulai dari keresahan sederhana: masalah sampah yang terus menumpuk.
Beberapa tahun lalu, sistem pengelolaan sampah masih bergantung pada laporan manual. Tapi kini, Bogor memiliki platform bernama GreenMap Bogor aplikasi berbasis data yang membantu warga melaporkan lokasi tumpukan sampah secara real time.
“Cukup foto dan unggah lewat aplikasi, tim kebersihan langsung bergerak,” ujar Rafi, pengembang muda berusia 25 tahun yang terlibat dalam proyek tersebut.
Hasilnya, waktu respon pembersihan sampah berkurang hingga 40 persen.
Di sisi lain, warga jadi lebih sadar bahwa kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga bagian dari gaya hidup digital mereka.
Baca Juga: Dari Gelas ke Tumbler: Kafe Bogor Berubah Lebih Hijau
Sensor, Drone, dan Kota yang Belajar
Bogor juga mulai memanfaatkan teknologi sensor untuk memantau kualitas udara dan kebersihan sungai. Di kawasan Ciliwung, sensor air otomatis kini mengukur tingkat kebersihan dan mendeteksi limbah. Data dikirim ke dashboard digital yang dapat diakses publik.
Sementara itu, drone digunakan oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk memetakan area hijau dan menilai efektivitas program penghijauan.
“Kami tidak hanya menanam pohon, tapi juga mengukur hasilnya,” kata Kepala DLH Kota Bogor.
Teknologi ini memungkinkan Bogor menjadi kota yang belajar dari datanya sendiri sebuah langkah penting menuju konsep smart and green city.
Startup Hijau Tumbuh di Kota Hujan
Transformasi digital hijau Bogor juga ditopang oleh munculnya startup lokal.
Salah satunya EcoTrack, aplikasi yang memberi poin bagi warga yang memilah sampah di rumah. Pengguna bisa menukar poin dengan diskon di kafe ramah lingkungan atau tiket wisata alam.
Ada pula BogorCharge, platform yang menampilkan peta titik pengisian daya kendaraan listrik di sekitar kota. “Kami ingin mobilitas hijau lebih mudah diakses,” ujar Lani, salah satu pendirinya.