BOGORINSIDER.com — Tidak semua orang ingin berlibur jauh. Di era digital yang serba cepat, generasi milenial mulai mencari bentuk liburan yang lebih sederhana: staycation. Di Bogor, tren ini berkembang pesat dari hotel dengan pemandangan pegunungan hingga vila kecil di tengah sawah, semuanya menawarkan satu hal yang sama: ketenangan tanpa kehilangan gaya.
Ketika Liburan Tak Harus ke Tempat Jauh
Dulu, liburan identik dengan perjalanan panjang dan itinerary padat. Kini, justru sebaliknya. Staycation memberikan ruang untuk berhenti sejenak.
Banyak anak muda memilih menginap di penginapan lokal Bogor karena alasan sederhana: udara segar, akses mudah, dan suasana alam yang menenangkan.
“Capek dengan rutinitas kantor dan macet Jakarta. Jadi tiap dua minggu sekali saya ke Bogor, nginep satu malam, bangun pagi dengan kabut,” ujar Nanda, seorang desainer grafis dari Depok.
Staycation menjadi cara baru menemukan keseimbangan antara relaksasi dan produktivitas.
Baca Juga: Wisata Kuliner Sebagai Magnet Baru Kota Bogor di Era Digital
Bogor, Surga Staycation Dekat Ibu Kota
Letak geografis Bogor yang strategis membuatnya jadi tujuan utama short escape. Dari Jakarta, hanya butuh satu jam untuk menemukan ketenangan di tengah udara dingin dan suara jangkrik malam.
Banyak hotel dan resort kini mengusung konsep eco-staycation, seperti The Green Peak Resort, Lido Lake Hotel, dan Leuweung Geledegan Ecolodge. Mereka menawarkan kamar dengan dinding kaca, taman pribadi, dan pemandangan langsung ke perbukitan.
Beberapa tempat bahkan menyediakan fasilitas workation, di mana tamu bisa bekerja dengan suasana alami sebuah kombinasi ideal bagi para pekerja remote.
Estetika dan Media Sosial
Bagi milenial, staycation bukan hanya soal istirahat, tapi juga pengalaman visual. Interior kamar yang estetik, kolam renang dengan refleksi langit, dan taman penuh cahaya sore menjadi elemen penting yang diburu kamera ponsel.
Di Bogor, desain penginapan kini menyesuaikan dengan selera digital traveler. Banyak villa di kawasan Cisarua dan Sukaraja menonjolkan konsep “tropical minimalism” desain sederhana dengan material kayu, kaca, dan tanaman tropis.
Hasilnya, setiap sudut terlihat layak diunggah ke Instagram.
“Kadang saya pilih penginapan bukan karena fasilitasnya, tapi karena pencahayaannya bagus untuk foto,” kata Laras, seorang konten kreator lokal. “Tapi ujungnya malah beneran healing.”