destinasi-wisata

Lagi Melancong ke Banyuwangi? Ini Wisata Osing yang Bisa Kamu Datangi untuk Liburran Bareng Keluarga

Kamis, 11 Januari 2024 | 12:20 WIB
Desa Wisata Adat Osing Kemiren. (Foto/Istimewa.)

BOGORINSIDER.com -- Desa Wisata Adat Osing Kemiren, yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, memiliki luas wilayah mencapai 177.052 hektar dan dihuni oleh 2.569 penduduk.

"Kemiren" berasal dari keberlimpahan pohon kemiri di kawasan tersebut, sementara mayoritas penduduknya adalah suku Osing, kelompok asli Kabupaten Banyuwangi. Desa Kemiren juga termasuk dalam wilayah Ijen Geopark sebagai situs kebudayaan.

Desa Kemiren menjadi tempat kaya dengan keberagaman budaya, termasuk adat istiadat, bahasa, manuskrip, kesenian, tradisi lisan, ritual, pengetahuan, teknologi, dan permainan tradisional.

Baca Juga: Pantai marina destinasi wisata alam Semarang, dengan sunsetnya yang indah dan harga tiketnya yang murah

Bagi para wisatawan yang mengunjungi Kemiren, tersedia homestay yang dapat digunakan sebagai tempat menginap. Homestay ini didesain dengan arsitektur khas Osing, memberikan kenyamanan layaknya berada di rumah sendiri.

Ketika tiba di Desa Wisata Osing, pengunjung akan disambut oleh Tradisi Gedhogan, tradisi turun-temurun sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen.

Saat musim panen tiba, para perempuan di sana menampilkan pertunjukan seni unik dengan memukul lesung dan alu, disertai dengan alunan angklung dan tabuhan gendang yang merdu.

Mengunjungi Desa Wisata Osing Kemiren tak lengkap tanpa mencicipi kopi khas Osing yang terkenal enak. Kafe-kafe di sana menyediakan pengunjung dengan pengalaman menikmati secangkir kopi pada pagi atau sore hari.

Pengunjung juga bisa belajar cara menyeduh kopi secara tradisional, mulai dari menumbuk, menyangrai, menyaring biji kopi, hingga menyajikannya dalam secangkir kopi.

Baca Juga: Pantai Maron destinasi wisata alam Semarang, harga tiket dan lokasi bisa jadi opsi untuk liburan akhir pekan

Teknik tradisional menyangrai kopi menggunakan wajan tanah liat memberikan aroma kopi yang khas, dipengaruhi oleh kayu bakar yang digunakan dalam proses penyeduhan.

Selain itu, pengunjung dapat menyaksikan Tradisi Barong Ider Bumi, ritual tahunan oleh suku Osing, yang bertujuan mengusir hawa jahat yang diyakini dapat mengganggu kemakmuran desa. Tradisi ini dimulai pada tahun 1940-an dan biasanya dilakukan pada hari kedua setelah Hari Raya Idulfitri atau tanggal 2 Syawal.

Selama berada di desa, pengunjung dapat menemui rumah adat Suku Osing yang memiliki pintu ukiran kayu dan atap dengan tiga desain berbeda: tikel balung (atap empat sisi), baresan (atap tiga sisi), dan crocogan (atap dua sisi).

Selain menikmati keindahan alamnya, pengunjung dapat berinteraksi dengan warga setempat, belajar lebih banyak tentang budaya mereka, termasuk tradisi menyimpan batik dalam toples untuk menjaga keawetan batik dan tradisi "mepe kasur" yang melibatkan proses menjemur kasur bersama sebagai simbol penolak penyakit atau bencana.

Halaman:

Tags

Terkini