BOGORINSIDER.com — Di ujung senja Muntok, ada satu tempat di mana waktu seolah melambat, udara terasa lebih lembut, dan cahaya keemasan matahari menyelimuti laut yang tenang. Tempat itu adalah Pantai Batu Rakit, salah satu destinasi paling eksotis di Bangka Barat yang kini mulai mencuri perhatian para pemburu sunset.
Pesona Alam yang Belum Banyak Terjamah
Pantai Batu Rakit terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Muntok. Nama “Batu Rakit” berasal dari gugusan batu granit besar yang menyerupai rakit terapung di tepi laut. Batu-batu ini menjadi daya tarik utama karena bentuknya yang unik dan posisinya yang seolah mengapung di air biru kehijauan.
Pantai ini masih relatif tenang, belum ramai oleh kerumunan wisatawan. Itulah yang membuat suasananya terasa alami dan damai. Angin laut yang bertiup lembut, suara ombak kecil yang pecah di antara bebatuan, serta aroma asin laut yang khas semuanya berpadu menciptakan ketenangan yang menenangkan hati.
Baca Juga: Menikmati Senja di Pantai Tanjung Kalian, Mutiara Muntok yang Tenang
Senja Emas yang Memukau
Bagi para pemburu cahaya, Pantai Batu Rakit adalah surga. Saat matahari mulai turun ke cakrawala barat, langit berubah menjadi kanvas oranye dan merah muda.
Cahaya itu memantul di permukaan laut dan batu granit, menciptakan efek keemasan yang menakjubkan. Banyak fotografer lokal datang hanya untuk menangkap momen beberapa menit itu momen ketika langit, laut, dan batu seolah berpadu dalam harmoni cahaya.
Bagi penduduk setempat, momen ini disebut “waktu emas Muntok”. Banyak yang membawa keluarga atau teman untuk duduk bersama di tepi pantai, sambil menikmati minuman kelapa muda atau sekadar berbagi cerita.
Tidak ada yang terburu-buru di Batu Rakit. Hanya ada waktu, cahaya, dan rasa syukur atas keindahan yang sederhana.
Suasana yang Menyembuhkan
Pantai Batu Rakit bukan hanya tempat untuk berfoto, tapi juga tempat untuk melepas penat. Banyak pengunjung yang datang untuk menenangkan pikiran, merenung, atau sekadar berjalan di pasir lembut sambil mendengar suara laut.
Di beberapa sudut, nelayan lokal masih menambatkan perahu mereka. Anak-anak berlari di antara batuan besar, tertawa tanpa beban. Suasana yang sederhana itu justru menjadi daya tarik utama suatu bentuk keindahan yang lahir dari keseharian.
“Pantai ini seperti terapi,” ujar Rina, wisatawan dari Palembang yang datang bersama suaminya. “Setiap kali matahari tenggelam, rasanya seperti semua masalah ikut tenggelam bersama.”
Itulah esensi sejati dari Batu Rakit: tempat di mana senja bukan hanya pemandangan, tapi juga penyembuhan.
Baca Juga: Menelusuri Sejarah Bangka di Kota Tua Muntok yang Memikat
Artikel Terkait
Menyusuri Malam di Wates: Nikmatnya Sate Klathak Pinggir Jalan dan Wedang Uwuh
Keajaiban Goa Tabuhan, Simfoni Alam Antimainstream dari Jantung Pacitan
Pesona Pantai Buyutan Pacitan, Destinasi Wisata Surga Tersembunyi di Balik Tebing Selatan Jawa
Sensasi Terbang di Bukit Paralayang Pabangbon, Destinasi Wisata Surga di Leuwiliang Bogor
Temukan Kedamaian di De Boekit, Destinasi Wisata Baru Surga Tersembunyi Plataran Bogor