BOGORINSIDER.com -- Kemajuan teknologi mendorong dunia pendidikan untuk beradaptasi secara cepat, termasuk dalam memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Menyadari hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merilis panduan pemanfaatan aplikasi AI generatif untuk mendukung proses belajar-mengajar di perguruan tinggi.
Baca Juga: Veda Praxis: Pengelolaan AI yang Bertanggung Jawab Jadi Kunci Hadapi Risiko Teknologi
Panduan resmi tersebut disusun oleh tim ahli, salah satunya Pauline Pannen, yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.
Dalam panduan itu, Kemendikbudristek merangkum daftar aplikasi AI yang dapat digunakan mahasiswa dan dosen dalam menyusun tugas, menulis konten, membuat soal, hingga menghasilkan karya visual atau audio.
Pauline menegaskan bahwa panduan ini dirancang agar pengguna AI di kalangan kampus tetap mengikuti etika akademik.
Beberapa tools AI yang direkomendasikan antara lain ChatGPT, Gemini, GitHub Copilot, hingga aplikasi lokal seperti TTS Prosa dan Meemo.
Setiap aplikasi dijelaskan fungsinya, apakah gratis atau berbayar, serta tingkat kepatuhan terhadap hak kekayaan intelektual (HKI), privasi, dan keamanan data.
Baca Juga: 75% Konsumen Asia Tenggara Nilai AI Harus Dukung, Bukan Gantikan Peran Manusia
Tidak hanya daftar aplikasi, panduan ini juga memberikan rambu-rambu etis bagi mahasiswa agar tidak tergoda menggunakan AI secara instan.
Penggunaan AI dianjurkan hanya sebagai alat bantu, bukan pengganti pemikiran kritis mahasiswa.
Mahasiswa didorong menulis ulang, memverifikasi fakta, dan mengembangkan ide sendiri dari hasil AI.
Bagi dosen, panduan menyarankan langkah-langkah agar penggunaan AI tetap dalam koridor pembelajaran yang jujur.
Ini termasuk meminta mahasiswa menjelaskan proses penggunaan AI, mengevaluasi hasilnya secara kritis, dan membandingkan dengan hasil kerja mandiri.
Dosen juga didorong menciptakan tugas kreatif yang multimodal seperti infografis, video, podcast, atau presentasi agar mahasiswa bisa menyampaikan ide mereka dengan lebih personal dan kontekstual.