teknologi

Mayoritas Tim AI Elit Pilihan Zuckerberg Berasal dari China

Sabtu, 5 Juli 2025 | 09:25 WIB
Mayoritas Tim AI Elit Pilihan Zuckerberg Berasal dari China (foto mark zuckerberg/britannica.com)

BOGORINSIDER.com -- Meta, perusahaan teknologi raksasa milik Mark Zuckerberg, baru saja mengumumkan jajaran anggota Meta Superintelligence Labs (MSL) unit elit yang akan fokus mengembangkan kecerdasan buatan (AI) generatif paling canggih.

Tim ini dipimpin oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan diperkuat oleh nama-nama luar biasa di bidang teknologi dan riset.

Baca Juga: Zuckerberg Guyur Startup AI dengan Dana Raksasa, Meta Makin Agresif

Yang mengejutkan, sekitar 70 persen dari anggota inti MSL berasal dari China, atau lebih tepatnya tujuh dari total 11 orang, tidak termasuk Wang dan mantan CEO GitHub, Nat Friedman.

Para anggota ini antara lain Bi Shuchao, Chang Huiwen, Lin Ji, Ren Hongyu, Sun Pei, Yu Jiahui, dan Zhao Shengjia.

Mereka semua memiliki latar belakang pendidikan dari universitas top di Tiongkok seperti Tsinghua University, Peking University, Zhejiang University, dan University of Science and Technology of China, sebelum akhirnya melanjutkan studi dan berkarier di Amerika Serikat.

Salah satu nama menonjol adalah Chang Huiwen, lulusan program elit Yao Class di Tsinghua yang didirikan oleh peraih Turing Award, Andrew Yao Qizhi.

Chang kemudian meraih gelar PhD dari Princeton University dalam bidang pemrosesan citra. Pengalaman profesionalnya mencakup magang di Adobe dan Facebook, beasiswa riset dari Microsoft, hingga bekerja di Google dan OpenAI, tempat ia ikut mengembangkan teknologi image generation dalam GPT-40.

Keseluruhan tim ini memiliki jejak karier yang luar biasa di perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Gelontorkan Rp227 Triliun Demi Kembangkan AI Selevel Manusia

Kualitas mereka sebagai ilmuwan dan insinyur AI telah menjadi sorotan industri, terutama karena mayoritas berasal dari China, namun saat ini berkontribusi di luar negeri, khususnya di AS.

Fenomena ini turut mencuatkan perbincangan hangat di kalangan industri teknologi Tiongkok.

Banyak yang menyoroti “brain drain” atau keluarnya talenta-talenta AI Tiongkok ke luar negeri.

Hal ini juga pernah disampaikan oleh CEO Nvidia, Jensen Huang, yang dalam sebuah forum pada Mei lalu mengatakan bahwa 50% peneliti AI di seluruh dunia berasal dari China.

Langkah Meta merekrut para talenta top ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjadi pemain utama di era AI.

Halaman:

Tags

Terkini