Keterlibatannya di audisi membawanya masuk sebagai salah satu dari 13 finalis yang bersaing di panggung prestisius kompetisi ini.
Melalui perjalanan yang penuh tantangan dalam kompetisi, Boris tidak hanya memperlihatkan kepiawaiannya dalam memancing tawa penonton, tetapi juga mencatatkan namanya sebagai kontestan bersuku Batak pertama yang memeriahkan panggung acara tersebut.
Meskipun perjalanan kompetisinya berakhir di babak tujuh besar, partisipasi Boris memiliki dampak sejarah yang sangat signifikan. Keterlibatan seorang kontestan bersuku Batak membawa pesan penting bahwa bakat komedi tidak mengenal batasan etnis.
Oleh karena itu, Boris Thompson Manullang atau yang lebih dikenal dengan Boris Bokir membuktikan jika kehadirannya mampu membuat seni komedi menjadi alat untuk merayakan keberagaman dan mengatasi batasan-batasan yang mungkin ada di dunia hiburan.
Jika melihat dari nama marga Boris Bokir yakni Manullang, kalian semua tahu tidak asal usul marga tersebut? Simak selengkapnya.
Marga Manullang merupakan salah satu marga atau suku bangsa yang berasal dari suku Batak, yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia. Suku Batak sendiri tersebar di wilayah Sumatera Utara, terutama di daerah sekitar Danau Toba.
Marga dalam suku Batak memiliki peran penting dalam identitas sosial dan budaya, serta sering kali menjadi ciri khas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Marga Manullang adalah salah satu marga yang memiliki sejarah panjang di kalangan suku Batak. Asal usul marga ini melibatkan kisah-kisah nenek moyang yang diwariskan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menelusuri asal usul marga seringkali melibatkan legenda, mitos, dan cerita keluarga yang menjadikan marga tersebut unik dan berharga bagi anggota keluarga yang membawanya.
Marga memiliki peran yang sangat penting dalam budaya Batak. Marga sering kali menjadi dasar dari sistem sosial dan adat yang dijunjung tinggi.
Identitas suku, sistem pewarisan harta, serta tata cara pernikahan dan pertemuan sosial seringkali terkait erat dengan marga.
Marga juga memainkan peran sebagai bentuk dukungan sosial, dan dalam banyak kasus, marga mengandung nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan keberlanjutan keturunan.
Suku Batak sendiri terdiri dari beberapa sub-etnis, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Setiap sub-etnis memiliki marga-marga yang unik, mencerminkan sejarah, budaya, dan tradisi kelompok masing-masing.***